—
JADWAL JALUR GERHANA MATAHARI TOTAL DI WILAYAH INDONESIA 9 MARET 2016
Insya
Allah, pada hari Rabu, 9 Maret 2016 peristiwa gerhana matahari total
akan terjadi lagi di beberapa kota di Indonesia, siangpun kan jadi
malam. Tentu kita tidak perlu takut lagi seperti kejadian tahun 1983,
mungkin momen ini akan dimanfaat masyarakat untuk berselfi ria.
Gerhana
matahari total tanggal 9 Maret 2016 nanti hanya Indonesia satu-satunya
negara yang dilintasi bayangan tersebut. Daerah di Indonesia yang akan
dilintasi bayangan itu terdiri dari 10 provinsi, mulai dari bagian
Indonesia barat hingga timur.
“Jalurnya
melalui 10 provinsi, mulai dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Babel,
Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan
Maluku Utara,” ucap Thomas.
Dari 10
provinsi itu, ada 11 daerah yang dilewati gerhana matahari total.
Berikut daftar nama daerah dan waktu terjadinya gerhana:
1. Palembang
Durasi gerhana total selama 1 menit 52 detik.
Mulai gerhana matahari: 06.20 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.20 WIB
Berakhir gerhana matahari: 08.31 WIB
2. BelitungDurasi gerhana total selama 1 menit 52 detik.
Mulai gerhana matahari: 06.20 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.20 WIB
Berakhir gerhana matahari: 08.31 WIB
Durasi gerhana total selama 2 menit 10 detik.
Mulai gerhana matahari total: 06.21 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.22 WIB
Berakhir gerhana matahari 08.35 WIB
3. Bangka
Durasi gerhana total selama 2 menit 8 detik.
Mulai gerhana matahari: 06.20 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.21 WIB
Berakhir gerhana mataharil: 08.33 WIB
4.Sampit
Durasi gerhana total selama 2 menit 8 detik.
Mulai gerhana matahari: 06.23 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.27 WIB
Berakhir gerhana mataharil: 08.44 WIB
5. Palangkaraya
Durasi gerhana total selama 2 menit 29 detik.
Mulai gerhana matahari: 06.23 WIB
Mulai gerhana matahari total: 07.28 WIB
Berakhir gerhana mataharil: 08.46 WIB
6. Balikpapan
Durasi gerhana total selama 1 menit 9 detik.
Mulai gerhana matahari: 07.25 WITA
Mulai gerhana matahari total: 08.33 WITA
Berakhir gerhana matahari: 09.53 WITA
7. Palu
Durasi gerhana total selama 2 menit 4 detik.
Mulai gerhana matahari: 07.27 WITA
Mulai gerhana matahari total: 08.37 WITA
Berakhir gerhana mataharil: 10.00 WITA
8. Poso
Durasi gerhana total selama 2 menit 40 detik.
Mulai gerhana matahari: 07.28 WITA
Mulai gerhana matahari total: 08.38 WITA
Berakhir gerhana mataharil: 10.02 WITA
9. Luwuk
Durasi gerhana total selama 2 menit 50 detik.
Mulai gerhana matahari: 07.30 WITA
Mulai gerhana matahari total: 08.41 WITA
Berakhir gerhana mataharil: 10.07 WITA
10. Ternate
Durasi gerhana total selama 1 menit 9 detik.
Mulai gerhana matahari: 08.63 WIT
Mulai gerhana matahari total: 09.51 WIT
Berakhir gerhana mataharil: 11.20 WIT
11. Halmahera
Durasi gerhana total selama 1 menit 36 detik.
Mulai gerhana matahari: 08.37 WIT
Mulai gerhana matahari total: 09.54 WIT
Berakhir gerhana mataharil: 11.24 WIT
Hanya
beberapa daerah di Indonesia yang bisa menyaksikan fenomena gerhana
matahari total tanggal 9 Maret 2016 mendatang. Daerah tersebut merupakan
daerah yang dilintasi bayangan penuh umbra bulan.
Gerhana
matahari total yang terjadi pagi hari akan membuat langit menjadi gelap
selama beberapa saat. Matahari yang biasanya memancarkan sinar terang
maka saat gerhana akan tertutup bulan sehingga korona atau mahkotanya
bisa terlihat.
“Ketika gelap piringan
matahari tertutup seperti kondisi magrib, tapi kalau magrib masih ada
senjanya. Kalau ini gelap ada cahayanya lembut sekali, suasana seperti
ada cahaya bulan, gelap. Masih bisa lihat sekitar tapi
remang-remang,” ucap Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Thomas Djamaluddin kepada detikcom.
Sebelas
daerah itu akan bisa menikmati momen ketika matahari sepenuhnya
ditutupi bulan, akan tetapi ada juga daerah yang hanya akan mengalami
gerhana matahari sebagian. Daerah itu hanya bisa menyaksikan gerhana
matahari sebagian karena tidak dilewati umbra (bayangan inti) bulan
tetapi dilewati oleh penumbra (bayangan yang lebih terang) bulan.
Warga
di daerah tersebut dapat melihat matahari tertutup bulan dengan
presentase yang berbeda, ada yang 95 persen hingga 65 persen dengan
durasi gerhana yang berbeda-beda.
Misalnya
di Jakarta, gerhana matahari akan terjadi sebesar 88,76 persen.
Matahari mulai tertutup bulan pukul 06.19 WIB dan akan berakhir pada
08.31 WIB. Namun perlu dicatat, bagi yang ingin melihat gerhana matahari
sebagian harus menggunakan filter baik itu kacamata khusus gerhana
matahari yang sudah dilengkapi filter matahari atau teropong agar retina
mata tidak rusak karena terkena sinar matahari langsung.
“Ketika
bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang
terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar
dan itu yang bisa merusak retina mata,” ujar Thomas.
Selain Jakarta berikut daftar daerah lain yang akan merasakan gerhana matahari sebagian:
1. Padang
Gerhana terjadi 95,41 persen
Disaksikan mulai pukul 06.21 WIB hingga 08.27 WIB
Gerhana terjadi 95,41 persen
Disaksikan mulai pukul 06.21 WIB hingga 08.27 WIB
2.Bandung
Gerhana terjadi 88,76 persen
Disaksikan mulai pukul 06.19 WIB hingga 08.32 WIB
Gerhana terjadi 88,76 persen
Disaksikan mulai pukul 06.19 WIB hingga 08.32 WIB
3. Surabaya
Gerhana terjadi 92,96 persen
Disaksikan mulai pukul 06.23 WIB hingga 08.40 WIB
4. PontianakGerhana terjadi 92,96 persen
Disaksikan mulai pukul 06.23 WIB hingga 08.40 WIB
Gerhana terjadi 92,96 persen
Disaksikan mulai pukul 06.23 WIB hingga 08.40 WIB
5. Denpasar
Gerhana terjadi 76,53 persen
Disaksikan mulai pukul 07.22 WITA hingga 09.42 WITA
Gerhana terjadi 76,53 persen
Disaksikan mulai pukul 07.22 WITA hingga 09.42 WITA
6. Banjarmasin
Gerhana terjadi 98,22 persen
Disaksikan mulai pukul 07.23 WITA hingga 09.47 WITA
Gerhana terjadi 98,22 persen
Disaksikan mulai pukul 07.23 WITA hingga 09.47 WITA
7. Makassar
Gerhana terjadi 88,54 persen
Disaksikan mulai pukul 07.25 WITA hingga 09.54 WITA
Gerhana terjadi 88,54 persen
Disaksikan mulai pukul 07.25 WITA hingga 09.54 WITA
8. Kupang
Gerhana terjadi 65,49 persen
Disaksikan mulai pukul 07.28 WITA hingga 09.55 WITA
Gerhana terjadi 65,49 persen
Disaksikan mulai pukul 07.28 WITA hingga 09.55 WITA
9. Manado
Gerhana terjadi 96,66 persen
Disaksikan mulai pukul 07.34 WITA hingga 10.15 WITA
Gerhana terjadi 96,66 persen
Disaksikan mulai pukul 07.34 WITA hingga 10.15 WITA
10. Ambon
Gerhana terjadi 86,91 persen
Disaksikan mulai pukul 08.33 WIT hingga 11.16 WIT
Gerhana terjadi 86,91 persen
Disaksikan mulai pukul 08.33 WIT hingga 11.16 WIT
Untuk
bisa menatap matahari secara langsung, kita harus menyingkirkan
setidaknya 99,9968% dari energi yang diterima dari matahari. Angka ini
(terutama pada dua digit terakhir itu) jelas bukan angka mistis yang
turun dari langit. Besaran itu didapat dari hasil pengukuran yang akurat
terhadap energi yang dipancarkan matahari berbanding yang mampu
diterima oleh organ retina mata tanpa merusaknya. Ini bisa diperoleh
lewat filter khusus untuk pengamatan matahari, yang hanya menyalurkan
setidaknya 0,0032% cahaya (filterShade 12). Cara-cara semacam melihat
melalui film, pita magnetik, CD, gelas buram, dan sebagainya itu
sebenarnya masih belum cukup aman untuk melindungi retina dari
kerusakan.
Tapi itu bukan berarti
kita harus mengurung diri dalam rumah saat terjadi gerhana. Berada
diluar rumah pada saat gerhana matahari sama amannya (atau sama
berbahayanya) dengan berada di luar rumah pada hari-hari biasa,
sepanjang kita tidak menatap langsung ke arah matahari. Namun pada saat
matahari berada dalam fase gerhana total, adalah aman untuk menatap
matahari secara langsung (ingat, hanya pada saat fase total!).
Penjelasan
ilmiahnya, karena walaupun ukuran (diameter) bulan 400 kali lebih kecil
dari matahari, letaknya juga 400 kali lebih dekat. Dengan demikian,
saat fase total, ketika bulan tepat berada segaris dengan matahari,
ukuran bulan akan tepat sama besar dengan ukuran piringan matahari, dan
secara efektif akan menghalangi bagian matahari yang paling terang dari
pengelihatan. Saat itu kita bisa sejenak meninggalkan peralatan filter
untuk menatap pemandangan langka itu: matahari dengan gemerlap koronanya
yang bependar ditengah gelapnya langit siang hari.
Bagi
ummat Islam, peristiwa gerhana dianggap sebagai tanda kekuasaan dan
kebesaran Allah SWT. Karenanya peristiwa gerhana mempunyai kekhususan
bagi ummat Islam. Bila gerhana terjadi ummat Islam dianjurkan untuk
melakukan shalat gerhana, satu-satunya shalat yang dianjurkan atas suatu
kejadian alam. Selain itu, peristiwa gerhana merupakan cara mencocokkan
perhitungan perhitungan waktu bagi para ahli hisab. Gerhana matahari
sebenarnya merupakan ijtimak yang teramati (observable newmoon) yang
amat penting dalam perhitungan kalender Islam. Dalam keadaan biasa
ijtimak (segarisnya bulan dan matahari) tidak teramati. Satu-satunya
tanda telah tejadi ijtimak adalah teramatinya hilal (bulan sabit
pertama) pada saat maghrib. Itulah awal bulan dalam kalender Islam.
Mungkin
Gerhana Matahari total tahun 1983 adalah yang paling dasyat gerhananya
juga beritanya plus sambutannya karena ketidak tahuan masyarakat kita
dan informasi yang masih satu arah. (coba dulu ada internet)
Bagi
yang belum pernah mengalami gerhana matahari total di Indonesia,
selamat menyaksikan fenomena alam yang bersiklus 33 tahun khusus untuk
Indonesia ini. (sebenarnya ini juga bisa jadi peluang untuk memajukan
wisata di Indonesia bagi dunia).
Tata Cara Shalat Gerhana
Bagaimana tata cara shalat gerhana?
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)
Semoga bermanfaat.
—
Selesai disusun ulang pada 13 Dzulhijjah 1435 H di Darush Sholihin
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar